ep·i·gram·ma [n]
1. Any witty, ingenious, or pointed saying tersely expressed.
2. A brief, interesting, memorable, and sometimes surprising or satirical statement.


Tissue vs Water, A Serious Clash of Civilization
Kejadian ini bermula saat suatu siang di NTU, ketika saya merasakan sebuah gejolak biologis yang umumnya dirasakan orang setiap pagi namun selama 3 hari ini sudah saya tahan-tahan. Mau tau apa yang jadi penyebab saya menahan gejolak ingin BAB tersebut? Yap, tidak ada AIR! Silahkan dibold, diunderline, dikapital. Akhirnya setelah dapat bertahan selama 3 hari hingga rasanya ingin meledak, akhirnya pertahanan saya pun jebol juga. Karena sudah di ujung tanduk, saya pun berlari ke WC terdekat dari Lecture Room 3. Sudah berada di posisi ter-pewe, saya baru ingat bahwa WC di sini ga ada air. Mampus! Saya pun memperbaiki rok span saya dan keluar lagi dari WC. Thanks God, ada dispenser penyelamat di seberang agak jauh WC. Ada dispenser, pasti ada gelas plastik kan. Alih-alih untuk minum, saya pun mengambil 2 buah gelas dan saya sembunyikan di dalam kantong blazer saya. Dan untung saja saya sudah prepare sebungkus tissue basah di dalam kantong, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Setelah menunaikan tugas suci, saya pun masih merasa ga lega. Padahal saya sudah menggunakan 2 gelas plastik tersebut untuk membilas. Tetapi mungkin karena membilasnya dengan air yang cuma seuprit dan akhirnya tissue basah tersebut harus dengan sangat amat terpaksa digunakan, maka timbullah rasa ga plong. Rasanya saya ingin mencari flusher toilet apapun dan bagaimanapun caranya. Namun hal tersebut sangat mustahil dilakukan, karena ga ada satupun WC yang ada airnya.

Timbul pertanyaan dari dalam diri saya. Apakah saya saja yang merasa ga plong karena hal tersebut? Atau hampir kebanyakan orang? Saya pun melakukan "riset" kecil-kecilan dengan bertanya kepada teman-teman dan menyimpulkan hasilnya.

Teman 1: "Najis gue kalo cebok ga pake aer."

Teman 2: "Rasanya masih kayak ada yang nyangkut. Gue gatau itu imajinasi gue aja atau emang beneran." (Ini jijik sumpah)

Teman 3: "Mendingan gue ga pup daripada harus pup tapi ga bisa nyiram pake aer."

Teman 4: "Gue bakal bawa botol aqua gede kosong di dalam tas gue terus, jaga-jaga kalo gue mau boker."

Teman 5: "Gue langsung balik lagi ke Indonesia cuma buat pup."


Tuh kan, berarti bukan cuma saya saja yang merasa ga plong kalau habis BAB ga dibilas dengan air. Yaahh anggaplah 5 orang tersebut sudah mewakili orang Indonesia lah ya hehe. Tapi, riset yang saya lakukan ga cuma terhadap teman saya yang orang Indonesia asli. Saya sampai bela-belain online Omegle loh untuk mencari responden yang berasal dari luar Indonesia. Mereka sampai keheranan saya tanyai mengenai penggunaan tissue setelah BAK ataupun BAB. Dan ternyata, hampir mereka semua menjawab bahwa alat pembersih yang paling afdol adalah tissue, bukan air. Mereka malah merasa aneh jika harus membersihkan menggunakan air.

Kesimpulan yang saya dapat adalah, mungkin kalau bagi orang Indonesia, tangan bertemu tissue setelah buang air adalah najis. Sedangkan kalau bagi orang barat, tangan bertemu air setelah buang air adalah najis. Mungkin, penyebab adanya perbedaan yang sangat bertolak belakang jauh sehingga merepotkan orang-orang yang bepergian lintas budaya tersebut adalah adanya globalisasi. Di negara-negara yang berbudaya barat, mereka kehidupannya sudah selangkah lebih maju daripada yang negara berbudaya timur. Sehingga diperlukan sesuatu yang praktis. Selain itu, masyarakat barat menganggap bahwa membersihkan dengan air sehabis buang air adalah tindakan yang memicu global warming. Hal tersebut disebabkan karena pasokan air bersih di bumi ini jumlahnya sudah semakin menipis. Namun, menggunakan air juga sama sekali tidak bisa disalahkan, karena menggunakan tissue sehabis buang air juga ga eco-friendly. Tissue kan dihasilkan dari pulp-pulp yang berasal dari kayu pohon yang ditebang. Mungkin lagi nih, hal tersebut dikarenakan bau pup dari orang Indonesia yang begitu "khas". Mengapa khas? Karena hampir seluruh makanan Indonesia berbumbu, dan jenis makanan yang dimakan pun variatif. Coba bandingkan dengan makanan ala barat yang bumbunya tidak sebanyak makanan Indonesia. Maka, orang barat pun merasa membersihkan dengan tissue sehabis buang air sudah cukup, namun lain halnya dengan orang Indonesia.

Yah, apapun alasannya dan mengapa bisa terjadi sebuah clash of civilization yang begitu kentara dari penggunaan tissue dan air sehabis buang air, yang penting adalah kita semua bisa buang air dengan lancar dan sehat. Masalah bilas-membilas adalah masalah prinsipal antara satu sama lain yang mungkin berbeda latar belakang budaya dan tidak bisa diganggu gugat. Selamat buang air! :D
0 comment(s)
Post a comment


---------------- Older Posts -----------------