ep·i·gram·ma [n]
1. Any witty, ingenious, or pointed saying tersely expressed.
2. A brief, interesting, memorable, and sometimes surprising or satirical statement.


A Lesson From An Old Man
"Tararali*, neng. Tararali, neng."

Itu kalimat yang selalu diucapkan oleh seorang bapak-bapak tua di gerbang kampus ketika pulang kuliah. Kalo saya tebak sih usianya sudah 70an tahun, terlihat dari badannya yang sangat kurus dan jalannya yang terbungkuk-bungkuk.

Kebetulan sore itu saya menunggu teman saya yang mengambil uang di ATM center gerbang kampus. Tiba-tiba ada si bapak yang berdiri di samping saya, mungkin beristirahat sejenak setelah disengat panas matahari yang saat itu begitu menusuk.

Lalu dari arah depan datang seorang perempuan berjilbab hitam. Dia ingin membeli tali pada bapak itu rupanya. Dari logatnya sih, sepertinya perempuan tersebut orang Malaysia (FYI, di kampus saya banyak warga Malaysia, India dan China yang juga berkuliah di sana). Dia pun memberikan selembar duit 50 ribuan kepada bapak tersebut. Si bapak tersebut bingung karena beliau ga punya uang kembalian. Namun, perempuan tersebut tersenyum dan berkata "Ambil saja Pak, kembaliannya."

Bukannya bermaksud untuk menguping tapi jarak mereka yang dekat membuat saya bisa mendengar percakapan mereka. Ini dialog mereka yang samar-samar saya dengar.

Perempuan (P): "Bapak sudah lama kerja berjualan ini?" (Sambil nunjuk ke tali)
Bapak (B): "Sudah lama, neng."
P: "Bapak kenapa tidak menjadi orang peminta-minta? Kan tanpa bekerja pun bisa mendapatkan uang."
B: "Saya punya prinsip neng, selama saya masih sanggup dan punya kekuatan buat berdiri, saya ga akan minta-minta ke orang. Saya akan melakukan pekerjaan apapun, asalkan itu halal dan bukannya menjadi peminta-minta."


JLEBB... Perkataan bapak tersebut seakan-akan menusuk hati nurani saya. Bapak itu yang sudah tua saja masih semangat agar dapat hidup lebih baik, tapi saya yang masih muda malah suka malas-malasan sendiri buat kuliah. Padahal kuliah tinggal duduk, baca, nulis saja. Duit pun juga selalu dikirim oleh orang tua.

Tiba-tiba saya teringat akan seorang ibu-ibu gendut yang suka duduk di depan pintu alfamart meminta-minta ketika ada pengunjung alfamart yang keluar dari situ. Ibu-ibu itu selalu membawa gendongan yang saya kira isinya adalah bayi karena selalu dielus-elus olehnya. Namun, pernah suatu kali saya memergoki bahwa isi dari gendongan tersebut adalah buntelan kain yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mirip bayi. Waktu itu saya pernah kena dumelan ibu itu ketika saya ga memberikan duit kepadanya. Nah namanya juga ga ada duit kecil, mau gimana lagi. Masa saya harus memberikan duit
50 ribuan dan minta kembalian.

Bukannya menghakimi, tapi seharusnya ibu-ibu itu dan pengemis-pengemis lainnya berkaca pada bapak itu. Bapak itu walaupun sudah tua, namun tetap bersemangat untuk bekerja dan mendapatkan duit dengan cara yang halal. Oh iya, selain berjualan tali ketika siang dan sore hari, bapak itu berjualan koran pada pagi harinya.

Bayangkan, sepasang tali dijual dengan harga 2 ribu, dan pembelinya pun ga cukup banyak. Kan orang-orang ga terus menerus membutuhkan tali. Yang bikin salut, dia tetap tersenyum ketika ada orang-orang yang menolak dagangannya.

Melihat peristiwa tersebut, memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi saya dan orang-orang lain yang melihat kejadian tersebut. Bahwa kita harus terus berusaha walaupun pada kenyataannya susah. Namun ga ada yang ga mungkin di dunia ini. Mungkin ga sekarang tapi someday pasti usaha tersebut akan mencapai hasil. It's just a matter of time.

Bapak penjual tali, semoga semangat bapak bisa terus ada. Dan semoga bapak mendapatkan rejeki apapun bentuknya ya. Terimakasih atas pelajaran berharganya :)


*tararali = tali-tali

Libellés : ,

0 comment(s)
Post a comment


---------------- Older Posts -----------------