ep·i·gram·ma [n]
1. Any witty, ingenious, or pointed saying tersely expressed.
2. A brief, interesting, memorable, and sometimes surprising or satirical statement.


Paramore Live Concert in Indonesia


Kemarin, saya beruntung sekali bisa datang ke konser dari Paramore, band yang sejak SMA saya tunggu kedatangannya di Indonesia. Errrr... Bukan beruntung sih sebenarnya, untuk mendapatkan tiketnya saya harus melewati sejumlah hal yang cukup menyebalkan dan butuh perjuangan, mulai dari ke Bandung subuh-subuh, berantem sama penjual tiket labil, berdesak-desakkan dengan pengantri yang lain untuk mendapatkan nomor antrian. Dan voila, berkat berdesak-desakkan itu, kami mendapatkan nomor urut 1 dan 2 loh.

Dari situ, ada beberapa hal yang membuat saya kecewa dengan sang penjual tiket yang ditunjuk oleh promotor. Pertama, penjualan tiketnya ga tertib sehingga semua pengantri berdesak-desakkan di depan pintu toko yang cuma seuprit. Kenapa ga dibuat antrian yang memanjang, jadi dapat nomor antrian juga berdasarkan yang paling cepat datang kesitu. Kedua, ini yang benar-benar irritating. Waktu itu, kami baca tweet dari promotornya bahwa 1 nomor antrian bisa membeli maksimal 4 tiket. Karena saat itu kami hanya butuh 6 tiket dan kita mendapatkan 3 nomor antrian, kami pun memberikan 1 nomor antrian kepada orang lain yang belum kebagian dan sedang berdesak-desakkan untuk mendapatkan nomor antrian. Setelah itu, kami pun berbaris di depan meja tiket sesuai dengan nomor antrian yang kami dapat, yakni 1 dan 2. Tiba-tiba, diumumkan oleh sang penjual tiket bahwa 1 nomor antrian hanya untuk 1 tiket. Bukan hanya kami yang kesal dan heran sama pengumuman sang penjual tiket, namun seluruh orang disitu langsung memaki-maki. Kami bertanya mengapa mekanisme penjualan disini beda dengan yang ditulis di twitter promotornya, malah mereka menjawab sekenanya dengan kata "Gatau". Sangat ga profesional. Akhirnya, kami pun berembug dengan sang penjual, akhirnya mereka pun mengalah juga, sehingga muncul kesepakatan bahwa 1 nomor antrian untuk 2 tiket. Nah loh, padahal kami butuh 7 tiket, sedangkan yang bisa terbeli hanya 6 tiket. Setelah berdiskusi dengan teman yang saat itu ga bisa ikut, akhirnya kami ber-6 membeli tiket presale dan dia membeli tiket normal. Dan kami pun menunggu hingga sore hanya untuk membeli tiket normal.

Saat hari H, kami ber-7 ditambah 2 orang lagi berangkat dari Jatinangor menuju ke Pantai Karnaval Ancol. The most annoying thing is Jakarta's traffic jam. Kami berangkat dari jam setengah 2 sampai di venue jam setengah 7. Kami pun masuk ke venue konser jam 8, dengan harap-harap cemas opening act sudah dimulai. Sesampainya di dalam, kami masih harus menunggu setengah jam untuk menunggu opening act dari The Swellers. Honestly, saya gatau menau soal The Swellers ini. Saat itu yang saya inginkan hanyalah Paramore on stage, sehingga saya ga terlalu memperhatikan opening actnya. Setengah jam setelah performance dari The Swellers, tepatnya jam setengah 10, barulah Paramore on stage. Telat setengah jam dari yang diumumkan. Namun, kecewa karena keterlambatan itu terbayar dengan performance mereka yang keren. Sebagai pembukaan, mereka membawakan Ignorance dan selanjutnya lagu-lagu dari ketiga albumnya, yakni All We Know is Falling, Riot! dan Brand New Eyes. Selain itu, mereka juga membawakan single terbaru mereka yang menjadi soundtrack dari Transformers: Dark of The Moon yang berjudul Monster. Saya pun sing along dan ikut loncat-loncat ketika lagu-lagu favorit ketika SMA dibawakan oleh mereka. Untuk Paramore, I give you 9 from 10. Great performance, cool songlist, great stamina, and great sound. Oh again, di akhir konsernya, Hayley berkata "It won't be 6 years long for us to come back here." And, let's see and wait for their coming to Indonesia for the second time :)

Libellés : , ,

0 comment(s)
Post a comment


---------------- Older Posts -----------------